RSS Feed

Asriyanti Tanjung, Memanfaatkan Sampah Plastik Jadi Kerajinan

0

Senin, 13 Februari 2012 by


Jangan buang sampah plastik yang biasa Anda temukan sehari-hari. Bila ada ketekunan dan jiwa wirausaha penghasilan tambahan akan datang.  Dengan sedikit keuletan dan kreatifitas plastik bekas bisa disulap jadi barang  bernilai ekonomis. Asriyanti Tanjung, seorang perempuan muda asal Desa Sehene’asi Lafau, Dusun I, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara membuktikannya.
Saat NBC berkunjung bulan lalu, Yanti nampak tengah sibuk bekerja di ruang ukuran 6×6 m mengurus botol-botol plastic air mineral dan bungkus rokok. Di sudut lain nampak beberapa tas hasil  rangkaiannya berbahan dasar bungkus rokok. Ada juga hiasan jendela  dari botol plastik.
Perempuan kelahiran 1985 itu belum terlalu lama mengembangkan aktifitas ini. Semua ia mulai setahun lalu saat ia mencari kesibukan tambahan karena posisinya sebagai guru honorer di sebuah sekolah dasar desanya menyisakan waktu yang cukup.
Setelah mengerti karakter bahan dasar sampah plastik bekas minuman mineral dan bungkusan rokok, tangan Yanti mulai luwes mengolah dan membentuknya mengikuti ide dalam benaknya.  Pengalamannya menjahit pakaian sedikit banyak membantunya berkarya dengan medium baru ini.
Ketekunannya pelan-pelan menghasilkan berbagai jenis karya-karya kerajinan lain seperti gorden pintu dan jendela, hiasan dinding, pot bunga dan berbagai model keranjang. Tak hanya melulu tas  atau dompet saja.
Bahan Baku Lebih Murah

Pertimbangan utama  untuk  mengolah  sampah  plastik dan bungkus rokok sederhana saja. Bahan baku ini mudah didapatkan dan murah ketimbang, misalnya, kain yang ia geluti sebelumnya.
Mula-mula Yanti pergi ke kedai-kedai tetangga yang terbiasa membuang botol-botol plastik. Karena terlalu menyita waktu, ia  menggunakan jasa anak-anak tetangganya untuk mengumpulkannya  dengan memberi imbalan seadanya.
Setelah terkumpul, Yanti membersihkan botol-botol  dan bungkus rokok itu plastik bekas dan mengguntingnya. Mulailah ia bergelut dengan peralatan sederhana, seperti gunting, pisau, cat minyak, kuas, lem dan hekter, untuk menyambung-nyambung atau mengkait-kaitkan satu dengan lainnya.
Ia menyulap plastik bekas botol air mineral  menjadi gorden jendela, hiasan pintu, dan hiasan dinding. Sedangkan bungkus rokok ia rangkai jadi pot bunga, hiasan lemari, dan sejumlah model keranjang tangan untuk berbagai kebutuhan. Sementara plastic bekas sedotan minuman ia ubah menjadi  gorden, dan taplak meja.
Setiap bulan Yanti mampu menghasilkan kurang lebih 20 buah produk dengan berbagai bentuk dan ukuran. Hasil kerajinannya ini dibandrol dengan harga antara Rp. 200.000 hingga Rp. 400.000. Tak langsung terjual habis tentu saja, butuh waktu. Mengatur pemasaran menjadi pekerjaan rumah lain yang tak mudah.
Bangga dari Kreasi Sendiri
Yanti tak menyangka bila pekerjaan yang awalnya tak ia rencanakan dengan serius itu kini menantang. “Saya hanya berbekal melihat dari salah satu siaran di televisi cara membuat hiasan dinding dari plastik bekas kemudian saya langsung mempraktekannya,” ujar  dia.
Kini ia bisa dapat uang dari hasil penjualan karya  anyamannya.  Pembelinya berasal dari desa-desa lain. Mereka datang melihat-lihat dan memilih apa  yang mereka sukai.
Sebuah karyanya terjual seharga  Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu ia menjual sampah yang sudah ia sulap menjadi aneka kerajinan tangan yang menarik. Kebutuhan hidup Yanti dan keluarga kini tercukup tidak hanya dari hasil mengajar yang ia terima tiap bulan, namun juga dari penjualan karyanya sehari-hari.
Warga lain merasa penasaran dan ingin mencoba. Ia tergerak untuk mengajarinya. Tidak  gratis tentunya. “Banyak masyarakat yang datang ke tempat saya untuk belajar membuat kerajinan dari plastic bekas, dari hasil belajar tersebut saya memungut biaya sebesar Rp 300 ribu sampai mereka bisa seperti saya,”ujar Yanti.


Leave a Reply